Beranda | Artikel
Hadis-Hadis Lemah Dan Palsu Tentang Keutamaan Hari ke-10 Muharram (4)
Sabtu, 15 Oktober 2016

Baca pembahasan sebelumnya: Hadis-Hadis Lemah Dan Palsu Tentang Keutamaan Hari ke-10 Muharram (3)

Ke sembilan:

ومن أشبع أهل بيت مساكين يوم عاشوراء مر على الصراط كالبرق الخاطف ومن تصدق بصدقة فكأنما لم يرد سائلا قط ومن اغتسل يوم عاشوراء لم يمرض إلا مرض الموت موضوع

Barangsiapa yang memberi makan kepada Ahli Bait yang miskin sampai kenyang pada hari ke-10 bulan Muharram, maka ia akan melewati jembatan Ash-Shirooth secepat kilat yang menyambar. Barangsiapa yang bershodaqoh dengan sesuatu, maka seolah-olah seperti orang yang tidak pernah menolak orang yang meminta, sama sekali. Barangsiapa yang mandi pada hari ke-10 bulan Muharram,maka tidak akan pernah sakit kecuali sakit menjelang kematian (Palsu [mauḍū]).

Ke sepuluh:

من صام يوم عاشوراء أعطى ثواب عشرة آلاف ملك

“Barangsiapa yang berpuasa pada hari ke-10 bulan Muharram, maka akan diberi pahala sepuluh ribu (ibadah) malaikat” (Palsu [mauḍū]).

Ke sebelas:

إن الصرد أول طير صام عاشوراء

“Sesungguhnya burung A Ṣurad adalah burung yang pertama kali berpuasa ‘Asyura`”

(Diriwayatkan oleh Al-Khothiib dari Abu Gholiith secara marfu’, sedangkan di kalangan para sahabat, tidaklah dikenal nama ini. Dan sanadnya adalah Abdullah bin Mu’awiyah, ia adalah mungkarul hadis, hal ini sebagaimana disebutkan Asy-Syaukani raimahullāh).

Ke dua belas:

ما من عبد يبكي يوم قتل الحسين يعني يوم عاشوراء إلا كان يوم القيامة مع أولي العزم من الرسل

“Tidak ada seorang hamba pun yang menangis pada hari terbunuhnya Al-Husain -yaitu pada hari ke-10 bulan Muharram- kecuali kelak pada hari Kiamat ia akan bersama ulul ‘azmi dari kalangan para rasul” (Palsu [mauḍū]).

Demikian pula sebuah hadis yang menyebutkan bahwa menangis pada hari ke-10 bulan Muharram adalah cahaya sempurna pada hari Kiamat, maka ini adalah hadis palsu yang dipalsukan syi’ah rafidah.

Ke tiga belas:

Setiap hadis tentang (keutamaan) menziarahi kubur pada hari ke-10 bulan Muharram tidak ada asalnya.

Ke empat belas:

لئن بقيت لأمرن بصيام يوم قبله أو يوم بعده

“Sungguh apabila saya masih hidup, benar-benar saya akan perintahkan untuk puasa sehari sebelum atau sesudah hari ‘Asyura`” (Syaikh Al-Albani raimahullāh bahwa tambahan ini mungkar).

Ke lima belas:

صمتم يومكم هذا ؟ قالوا : لا قال : فأتموا بقية يومكم واقضوه . يعني : يوم عاشوراء

“Apakah kalian puasa pada hari kalian ini? Mereka menjawab, ‘Tidak.’ Beliau (Rasulullah) bersabda, ‘Sempurnakan sisa hari kalian dan bayarlah utang puasa tersebut, yaitu hari ‘Asyura`’” (Syaikh Al-Albani raimahullāh menerangkan bahwa tambahan ini mungkar).

[Selesai]

***

Penyusun: Ust. Sa’id Abu Ukasyah

Artikel Muslim.or.id

🔍 Wanita Muslima, Azimat Adalah, Kewajiban Berdakwah, Hubungan Iman Islam Ihsan, Hukum Shalat Subuh Kesiangan


Artikel asli: https://muslim.or.id/28793-hadis-hadis-lemah-dan-palsu-tentang-keutamaan-hari-ke-10-muharram-4.html